

BANDUNG – Julukan “Paris van Java” yang melekat pada Kota Bandung kini terasa semakin ironis. Bukan lagi karena keindahan arsitektur atau fashionnya, melainkan karena fenomena yang jauh dari kesan romantis: kemacetan lalu lintas yang parah.
Sebuah laporan terbaru dari TomTom Traffic Index menempatkan Bandung sebagai kota termacet di Indonesia, menggeser posisi Jakarta yang selama ini dikenal sebagai “raja” kemacetan. Sedangkan untuk level dunia, Kota Bandung menempati urutan ke 12 menjadi kota termacet.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa rata-rata waktu tempuh 10 kilometer di Bandung mencapai 32 menit 37 detik, jauh lebih lama dibanding Jakarta yang hanya 25 menit 31 detik. Ini berarti, warga Bandung rata-rata menghabiskan 108 jam per tahun terjebak dalam kemacetan.
Di urutan kedua, kota termacet di Indonesia lainnya yaitu Medan, Palembang, Surabaya dan Jakarta.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan buka suara menanggapi survey ini.
Ia mengungkapkan, jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2,6 juta sedangkan kendaraan pribadi sebanyak 2,3 juta.
“Jumlah penduduk Kota Bandung 2,6 juta, jumlah kendaraan pribadi di Kota Bandung 2,3 juta. Jumlah jalan sedikit dan kita tidak mungkin menambah jumlah jalan,” ucap Farhan, Jumat (4/7/2025).
Salah satu upaya mengatasi hal tersebut, lanjut Farhan, diantaranya adalah meminta pemerintah pusat segera menyelesaikan flyover Nurtanio, Kota Bandung.
“Salah satu kuncinya meminta dengan sangat kepada pemerintah menyelesaikan jalan layang Nurtanio,” kata dia.
Masih dijelaskan Farhan, langkah lainnya adalah, bersama pemerintah pusat dan pemerintah provinsi serta World Bank membangun BRT.
“Kita akan bersama dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan world bank akan membangun BRT (Bus Rapid Transportation). Mudah-mudahan jalan,” kata dia.
Selain itu, kata dia, pihaknya tengah menjajaki program angkutan kota (angkot) pintar dengan melakukan kajian dan studi kelaikan. Saat ini, Farhan menambahkan, pihaknya akan membangun trotoar yang ramah untuk semua orang di Jalan Sumatra Aceh, Kalimantan dan Belitung.
Disisi lain, Gubernur Jakarta Pramono Anung juga mengeklaim saat ini daerahnya sudah tidak menjadi kota termacet di Indonesia.
Selama ini, kata Pramono,. Jakarta dikenal sebagai kota yang paling macet di Indonesia. Namun, menurut dia, hal itu sudah dapat diatasi salah satunya dengan melakukan perluasan jaringan Transjabodetabek ke berbagai daerah penyangga.
“Yang selama ini Jakarta menjadi ranking 1 di Indonesia (urusan kemacetan), sekarang ini menjadi ranking 5,” kata dia di Halte Galunggung, Kamis (3/7/2025).
Jakarta menjadi posisi kelima kota termacet di Indonesia dan peringkat 90 dunia. Rata-rata waktu tempuh per 10 kilometer di Jakarta adalah 25 menit 31 detik.
Pramono menilai, bahwa perbaikan transportasi umum di Jakarta berdampak signifikan. Buktinya, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di Indonesia.
“Jadi artinya secara sungguh-sungguh ada perbaikan transportasi di Jakarta,” kata dia.
Ia menambahkan, saat ini konektivitas transportasi umum di Jakarta telah mencapai 91 persen. Namun, masyarakat yang memilih untuk menggunakan transportasi umum baru mencapai 21 persen.
“Saya menargetkan dengan Bapak Dirut Transjakarta mudah-mudahan di akhir tahun ini bisa di atas 31 persen. Kalau itu bisa dilakukan, maka perencanaan ke depan untuk mengatasi kemacetan akan kita lakukan lebih detail lagi,” kata dia.(HG)
