Mulai Uji Coba, Sekolah Rakyat Diawali Tes DNA Berbasis AI Temukan Potensi Siswa

July 10, 2025 Pendidikan
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

JAKARTA – Sekolah Rakyat memulai simulasi perdana di dua lokasi pada 9-10 Juli 2025. Uniknya, siswa-siswi yang mengikuti simulasi ini menjalani tes DNA berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memetakan kemampuan dan potensi mereka di masa depan.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menjelaskan bahwa simulasi diawali dengan pemeriksaan kesehatan dan dilanjutkan dengan tes DNA.

“Mulai hari ini, tadi pagi diawali dengan cek kesehatan, lalu kemudian juga ada tes DNA,” ujar Gus Ipul di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).

Pendekatan ini dipilih karena Sekolah Rakyat tidak memberlakukan tes akademik sebagai syarat masuk. Sebaliknya, Sekolah Rakyat menargetkan masyarakat dari desil terendah (desil 1 dan 2), yaitu masyarakat miskin dan miskin ekstrem.

Gus Ipul menambahkan bahwa tes DNA yang digunakan merupakan aplikasi AI yang dirancang khusus untuk memetakan minat dan potensi siswa. Sistem ini merupakan kontribusi dari Ary Ginanjar Agustian, pelopor konsep ESQ, yang juga pengembang aplikasi tersebut.

“Dengan perangkat ini, kita bisa lebih cepat mengetahui minat dan bakat siswa. Dengan begitu, guru akan lebih mudah mengarahkan mereka,” jelas Gus Ipul.

Cegah “Salah Jurusan” dengan Pemetaan Dini

Ary Ginanjar Agustian menyoroti manfaat tes berbasis AI ini dalam memetakan kemampuan siswa sejak dini.

“Dari situ, kita bisa tahu siapa calon Rudy Habibie, Rudy Hartono, atau Rudy Hadisuwarno. Semua akan terarah sejak awal,” kata Ary yang dikenal sebagai pelopor konsep ESQ ini.

Tes DNA ini juga bertujuan untuk mengantisipasi “salah jurusan” bagi lulusan Sekolah Rakyat, memastikan mereka menempuh jalur yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Siswa-siswi Sekolah Rakyat mengisi 99 pertanyaan diagnostik dalam waktu sekitar 10 menit untuk memetakan potensi, minat, dan kecenderungan karier masa depan.

Menurut Ary, tes ini merupakan bagian integral dari strategi pendidikan berbasis AI dan manajemen talenta yang diusung pemerintah. Ia menegaskan bahwa pendekatan Sekolah Rakyat berbeda dengan sistem pendidikan konvensional yang mengandalkan seleksi berbasis tes akademik.

“Mereka hari ini hanya mengisi 10 menit, ada 99 pertanyaan, di mana nanti kita akan tahu talenta-talenta mereka, kemampuan mereka, apakah bakatnya di mana,” pungkas Ary.

Author :
RELATED POSTS