

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi melakukan monitoring dan evaluasi (monev) Program Kampung Iklim (Proklim) di RW 13 Kelurahan Pekayon Jaya pada Kamis, 10 Juli 2025. Tim DLH yang dipimpin oleh Bapak Darsono melakukan kunjungan lapangan untuk mengawasi dan membina program lingkungan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Posyandu Legendaris yang Tetap Eksis
Dalam kunjungannya, tim DLH mengapresiasi keberadaan Posyandu Kemuning yang telah aktif selama lebih dari 35 tahun. Hensen, anggota tim monev, mengungkapkan kekagumannya terhadap dedikasi pengurus posyandu yang masih aktif mengabdi hingga saat ini. “Ini luar biasa. Dedikasinya patut diacungi jempol,” ujarnya.
Keberhasilan Posyandu Kemuning
Ketua Posyandu Kemuning, Ibu Imas, menjelaskan bahwa posyandu ini telah menjadi percontohan di wilayah Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Keberhasilan posyandu ini didukung oleh konsistensi kegiatan, kualitas pelayanan, serta kolaborasi aktif dengan berbagai elemen masyarakat. “Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, posyandu kami tetap berjalan,” ujarnya.
Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor
Bapak Darsono menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan kampung iklim. “Proklim tidak bisa berdiri sendiri. Dukungan kader posyandu dan elemen masyarakat lainnya sangat vital agar kampung iklim benar-benar hidup dan berkelanjutan,” tegasnya.
Usulan Proklim Utama
Kegiatan monev ditutup dengan kunjungan ke berbagai titik hijau RW 13, seperti kebun TOGA dan lubang biopori. Tim DLH menyatakan akan mengusulkan RW 13 sebagai Proklim Utama di Kota Bekasi. Dengan demikian, RW 13 dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
