Soroti Banyaknya WNI Berobat Ke Luar Negeri, Presiden Prabowo: Kita Bisa Kehilangan Devisa

June 30, 2025 Nasional
Ilustrasi berobat ke luar negeri.(Foto: Istimewa)

JAKARTA – Tingginya angka jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berobat atau mencari layanan kesehatan di luar negeri, menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan potensi devisa negara dalam jumlah besar mengalir ke luar negeri.

Biaya pengobatan WNI ke luar negeri, menurut Prabowo, seharusnya bisa menjadi devisa dalam negeri jika tersedia fasilitas kesehatan berstandar internasional.

Saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu, dalam sambutannya, Prabowo pun menyinggung bahwa, data dari pihak Rumah Sakit Prof. Ngoerah, sekitar 600.000 WNI memilih berobat ke luar negeri untuk keperluan wisata estetik.

Kondisi ini, kata dia, berpotensi menyebabkan kerugian devisa hingga USD1,8 miliar.

“Pengeluaran kesehatan saya kira adalah sesuatu yang mengambil porsi besar dari pengeluaran setiap keluarga. Karena itu, negara harus hadir dan berani menjadi pelopor dalam menjamin kesehatan seluruh rakyatnya,” ujar Presiden Prabowo.

Untuk itu, lanjutnya, kehadiran KEK Kesehatan pertama di Indonesia ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berobat di dalam negeri. Prabowo mengaku optimistis fasilitas berteknologi tinggi di KEK Sanur akan mampu melayani pasien lokal maupun internasional.

Dalam sambutannya, di kesempatan itu, Prabowo sempat bergurau, dengan mengucapkan, diam-diam dia akan menjalani perawatan gigi di Ngurah Sun Wellness and Esthetic Center di RSUP Ngoerah Denpasar. Ia menyebut teknologi pengobatan di fasilitas tersebut sudah sangat canggih dan bertaraf internasional.

“Teknologinya luar biasa. Untuk kulit, plastik, gigi, mata dan sebagainya. Saya sendiri tertarik. Mungkin diam-diam saya ke situ, nyamar. Katanya ada jalur khusus untuk gubernur ke atas. Memang gigi saya agak kurang bagus,” ujarnya sambil tertawa.

Lebih kanjut Prabowo mennjelaskan, bahwa KEK Kesehatan Sanur merupakan kawasan ekonomi khusus pertama yang secara khusus didedikasikan untuk sektor kesehatan. KEK ini, kata dia, mengusung konsep pariwisata berbasis kebugaran dan kesehatan, mencakup rumah sakit bertaraf internasional, hotel bintang lima, pusat konvensi, dan etno botanical garden seluas 4,9 hektare.

“Suatu kawasan ekonomi khusus yang diperuntukkan untuk pelayanan kesehatan bertaraf internasional. Kita tadi sudah diberitahu bahwa begitu banyak WNI yang mencari pengobatan di luar negeri, yang mengakibatkan pengeluaran devisa kita sangat besar,” ungkap Prabowo.

Menanggapi ungkapan Prabowo,  Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan komitmennya untuk mendukung arahan Presiden. Hal itu, kata Erick, dilakukan dengan memperluas pengembangan KEK Kesehatan di berbagai wilayah Indonesia.

“Kementerian BUMN akan mengoptimalkan peran holding BUMN farmasi untuk memperkuat layanan kesehatan, riset medis, serta akses masyarakat terhadap layanan unggulan,” ucap Erick.

Author :
RELATED POSTS