Ilegal, Sekolah Swasta Mewah di Bekasi Al Kareem Islamic School Disegel

June 18, 2025 Pendidikan
Sekolah swasta elite Al Kareem Islamic School di Bekasi Utara ilegal, disegel Pemkot Bekasi.(Foto: Istimewa)

KOTA BEKASI – Sekolah swasta di Kota Bekasi, tepatnya di Bekasi Utara diduga ilegal, lantaran program belajar yang dijalankan tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.

Sekolah swasta tersebut terbilang mewah, dengan jenjang TK dan SD. Sekolah ini diduga bodong karena  kegiatan belajar mengajar atau KBM nya tidak mengikuti prosedur yang berlaku.

Sekolah swasta elite itu adalah Al Kareem Islamic School, berlokasi di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi pun turun tangan, karena menyimpulkan Al Kareem Islamic School bodong, dan melakukan pelanggaran prosedur salah satunya terkait perizinan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Warsim Suryana membenarkan bahwa sekolah tersebut terindikasi bodong karena menjalankan kegiatan pendidikan tanpa prosedur resmi.

“Iya bisa kami nyatakan itu sekolah bodong,” ujar Warsim.

Warsim menjelaskan pelanggaran prosedur yang ditemui juga beragam.

Diantaranya terkait hak pendidikan murid, izin operasional sekolah, hingga janji pelayanan yang tidak sesuai dengan saat disampaikan awal pendaftaran.

Sekolah swasta itu, menurut Warsim, tidak mendaftarkan nomor induk siswa nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Tak hanya itu, kurikulum Cambridge yang dijanjikan ternyata tidak diterapkan.

“Sekolah itu sebelumnya menjanjikan kurikulum berbasis Cambridge, nyatanya tidak,” kata dia.

Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Warsin menambahkan, telah mengambil tindakan dengan menyegel sekolah tersebut.   

“Agar tidak menerima siswa baru, dan tidak menggelar KBM, kita segel,” ujarnya.

Dugaan sekolah tersebut bodong mengemuka, berawal saat sejumlah wali murid menyadari bahwa sekolah tersebut tidak merealisasikan kurikulum Cambridge (Pelajaran Bahasa Inggris) yang sebelumnya dijanjikan.

“Jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya,” ujar salah satu wali murid, Silvia Legina (30), dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/6/2025).

Awalnya, Silva mulai menjelaskan, para orangtua murin dijanjikan anak-anak mereka akan mendapatkan pembelajaran berbasis bahasa Inggris. Setelah menguasai dasar-dasarnya, para siswa dijanjikan akan belajar sepenuhnya dalam bahasa Inggris.

Ternyata dalam praktiknya, kata Silva, para guru justru menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar. Tak hanya itu, Silva mengungkapkan, untuk Pelajaran Agama Islam juga masih kurang.

“Dari agamanya pun pelajarannya juga kurang, tidak ada hafalan (surat Al Quran),” ungkap Silvia.

Wanita ini mengaku sudah ditipu, karena anaknya tidak menunjukkan perkembangan belajar yang signifikan.

“Padahal biayanya cukup besar, 23 juta untuk biaya pendaftaran, yang sudah termasuk kegiatan sekolah dan uang bulanan selama tiga bulan pertama, selanjutnya, 2 juta per bulan untuk biaya Pendidikan,” ungkap Silva.

“Makanya dengan biaya yang menurut saya mahal itu kami kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan,” sambungnya.

Hal senada diungkapkan orangtua murid lainnya, merasakan kekecewaan yang sama, Benny Sugeng Waluyo.

Benny mengaku, Ia mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut karena tertarik dengan janji adanya terapi psikologi di kelas inklusi.

“Tapi selama anak kami sekolah di sini realisasi itu tidak ada,” ujarnya.

Author :
RELATED POSTS